Benua Atlantis, Benarkah Ada?

Legenda tentang keberadaan benua Atlantis sampai saat ini masih saja menjadi kontroversi. Ada tidaknya benua dengan teknologi dan peradaban maju ini, membuat para peneliti bingung tentang keberadaannya. Mitos tentang Peradaban Atlantis pertama kali dicetuskan oleh seorang filsafat Yunani kuno bernama Plato (427 – 347 SM) dalam buku Critias dan Timaeus. Dalam buku Timaeus Plato menceritakan bahwa dihadapan selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya,
di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.

Garis besar kisah pada buku tersebut Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya. Istana dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertahtakan emas, cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan
peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Kehidupan masyarakat didalamnya tertib dan sangat beradab. Tingkat spiritual dan supranaturalnya pun tinggi. Bahkan mereka mengenal , ilmu supranatural sebagai bagian hidup mereka.

Apakah Atlantis benar-benar ada?

Terdapat beberapa catatan tentang usaha para ilmuwan dan orang-orang dalam pencarian untuk membuktikan bahwa Atlantis itu benar-benar pernah ada. Awal tahun ‘70-an disekitar kepulauan Yasuel Samudera Atlantik, sekelompok peneliti telah mengambil inti karang dengan melakukan pengeboran sampai kedalaman 800 meter di dasar laut, atas penyelidikan ilmiah tersebut, tempat itu memang benar-benar sebuah daratan sekitar 12.000 tahun silam. Kesimpulan yang dapat ditarik atas dasar teknologi ilmu pengetahuan waktu itu, begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato! Namun, yang menjadi pertanyaan kemudian apakah di sini tempat tenggelamnya kerajaan Atlantis? Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut milik Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia. Benarkah bangunan kuno tersebutdibangun oleh kerajaan Atlantis?

Pada waktu yang berbeda, tiga tahun setelah kapal Uni Sovyet mengambil gambar sekitar Tahun 1979, ilmuwan gabungan Amerika dan Perancis menemukan piramida di dasar laut “segitiga maut” laut Bermuda.
Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang.
Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlantis pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis? Yang lebih menghebohkan lagi adalah penelitian yang dilakukan oleh Aryso Santos, seorang ilmuwan asal Brazil. Santos menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang ini disebut Indonesia.
Dalam penelitiannya selama 30 tahun yang ditulis dalam sebuah buku “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization” dia menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko. Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events. Kejadian ini nyaris serupa dengan peristiwa Tsunami aceh beberapa waktu yang lalu hanya mungkin peristiwa tersebut tidak sehebat tenggelamnya Atlantik.

Masih banyak penelitian-penelitian lain yang dilakukan untuk menemukan bukti keberadaan benua Atlantis, sebuah benua masa lalu yang berperadaban maju. Semoga dengan jalannya waktu kita akan segera mendapat jawaban mengenai pembuktian benua atlantis.

Baca Artikel Lainnya:

Share this product :

+ komentar + 1 komentar

15 Agustus 2012 pukul 22.36

Tidak ada asap tanpa ada api ....
suatu saat pasti ketemu itu Atlantis ....pasti

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Belajar Hipnotis Online Jarak Jauh Tanpa Guru Langsung Bisa - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger